Kesesatan Ldii Menurut Mui

Halo selamat datang di YangShengOttawa.ca.

Selamat datang di YangShengOttawa.ca, situs kesehatan dan informasi terpercaya. Hari ini, kami akan membahas sebuah topik kontroversial yang telah menjadi perhatian banyak pihak: Kesesatan Ajaran Lembaga Dakwah Islam Indonesia (Ldii). Fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 2015 telah memicu perdebatan sengit di kalangan umat Islam dan masyarakat luas. Mari kita telusuri lebih dalam tentang kesesatan Ldii menurut pandangan MUI.

Pendahuluan

Lembaga Dakwah Islam Indonesia (Ldii) adalah salah satu organisasi keagamaan di Indonesia yang didirikan pada tahun 1993. Sejak awal kemunculannya, Ldii telah menjadi sorotan due tu ajaran-ajarannya yang dianggap menyimpang dari ajaran Islam mainstream. Pada tahun 2015, MUI mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa ajaran Ldii mengandung kesesatan dan menyesatkan umat Islam.

Fatwa MUI tersebut dilatarbelakangi oleh temuan-temuan yang menyatakan bahwa ajaran Ldii bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Beberapa di antaranya adalah ajaran tentang nabi terakhir yang masih hidup, rasionalisasi terhadap ritual-ritual tertentu dalam Islam, dan pengutamaan doa “Mustajabah” di atas ibadah wajib.

Fatwa MUI telah memicu pro dan kontra di masyarakat. Pihak Ldii membantah tuduhan kesesatan dan menyatakan bahwa ajaran mereka berdasarkan sumber-sumber Islam yang valid. Sementara itu, pihak yang mendukung fatwa MUI berpendapat bahwa ajaran Ldii telah menyesatkan banyak umat Islam dan mengarah pada praktik-praktik yang menyimpang dari Islam.

Kesesatan Ajaran Ldii Menurut MUI

MUI telah mengidentifikasi beberapa kesesatan dalam ajaran Ldii, di antaranya:

Nabi Terakhir Masih Hidup

Ldii mengajarkan bahwa nabi terakhir bukanlah Nabi Muhammad SAW, melainkan seorang nabi yang masih hidup bernama Abdul Malik Karim Amrullah (AMKA). Ajaran ini bertentangan dengan Al-Qur’an yang secara tegas menyatakan bahwa Muhammad SAW adalah nabi terakhir dan tidak ada nabi setelahnya.

Rasionalisasi Ritual

Ldii melakukan rasionalisasi terhadap beberapa ritual dalam Islam, seperti shalat dan puasa. Mereka berpendapat bahwa ritual tersebut tidak memiliki makna hakiki, melainkan hanya sebagai simbol belaka. Pandangan ini bertentangan dengan ajaran Islam yang menegaskan bahwa ritual-ritual tersebut memiliki makna dan hikmah yang mendalam.

Doa Mustajabah

Ldii mengutamakan doa “Mustajabah” di atas ibadah wajib. Mereka percaya bahwa doa Mustajabah dapat mengabulkan semua keinginan, bahkan menggantikan ibadah wajib seperti shalat dan puasa. Ajaran ini bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam yang menekankan keseimbangan antara ibadah ritual dan doa.

Pengkultusan Pemimpin

Ldii melakukan pengkultusan terhadap pemimpinnya, AMKA. Mereka menganggap AMKA sebagai sosok yang sempurna dan tidak dapat dikritik. Pandangan ini bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan bahwa manusia tidak luput dari kesalahan dan harus saling mengingatkan dan menasihati.

Ghaib Batin

Ldii mengajarkan tentang “Ghaib Batin”, yaitu keyakinan bahwa ada alam gaib di dalam tubuh manusia. Menurut ajaran ini, manusia memiliki potensi untuk mencapai tingkat kesempurnaan spiritual dengan mengendalikan ghaib batin melalui ritual-ritual tertentu. Ajaran ini bertentangan dengan ajaran Islam yang tidak mengakui adanya alam gaib di dalam tubuh manusia.

Isra Miraj Simbolis

Ldii menginterpretasikan peristiwa Isra Miraj secara simbolis. Mereka menganggap bahwa perjalanan Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha tidak benar-benar terjadi secara fisik, melainkan hanya sebagai perjalanan spiritual. Pandangan ini bertentangan dengan keyakinan umat Islam bahwa Isra Miraj adalah peristiwa nyata yang dialami Nabi Muhammad SAW.

Istighfar Tidak Menghapus Dosa Besar

Ldii mengajarkan bahwa istighfar (memohon ampunan) tidak dapat menghapus dosa-dosa besar. Mereka percaya bahwa dosa-dosa besar hanya dapat dihapus melalui ritual-ritual tertentu yang diajarkan oleh Ldii. Ajaran ini bertentangan dengan ajaran Islam yang menegaskan bahwa istighfar dapat menghapus segala dosa, baik kecil maupun besar.

Kelebihan dan Kekurangan Fatwa MUI

Fatwa MUI tentang kesesatan Ldii memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan:

Kelebihan:

  • Menjaga Kemurnian Ajaran Islam: Fatwa MUI membantu melindungi umat Islam dari ajaran-ajaran sesat yang dapat menyesatkan.
  • Memberikan Klarifikasi: Fatwa MUI memberikan klarifikasi tentang ajaran-ajaran yang dianggap menyimpang dari Islam mainstream.
  • Mencegah Penyebaran Kesesatan: Fatwa MUI dapat mencegah penyebaran ajaran-ajaran sesat di kalangan umat Islam.

Kekurangan:

  • Penolakan Pihak Ldii: Pihak Ldii menolak fatwa MUI dan terus menyebarkan ajaran mereka.
  • Dampak Sosial: Fatwa MUI dapat memicu perpecahan dan konflik sosial di kalangan umat Islam.
  • Kurangnya Tindak Lanjut: Pemerintah dan lembaga-lembaga terkait belum menunjukkan upaya yang cukup untuk menindaklanjuti fatwa MUI.

Tabel: Kesesatan Ajaran Ldii Menurut MUI

Kesesatan Penjelasan
Nabi Terakhir Masih Hidup Ldii mengajarkan bahwa nabi terakhir bukanlah Nabi Muhammad SAW, melainkan seorang nabi yang masih hidup bernama AMKA.
Rasionalisasi Ritual Ldii melakukan rasionalisasi terhadap beberapa ritual dalam Islam, seperti shalat dan puasa, dan menganggapnya hanya sebagai simbol belaka.
Doa Mustajabah Ldii mengutamakan doa “Mustajabah” di atas ibadah wajib dan percaya bahwa doa tersebut dapat mengabulkan semua keinginan.
Pengkultusan Pemimpin Ldii melakukan pengkultusan terhadap pemimpinnya, AMKA, dan menganggapnya sebagai sosok yang sempurna dan tidak dapat dikritik.
Ghaib Batin Ldii mengajarkan tentang “Ghaib Batin”, yaitu keyakinan bahwa ada alam gaib di dalam tubuh manusia yang dapat dikendalikan melalui ritual-ritual tertentu.
Isra Miraj Simbolis Ldii menginterpretasikan peristiwa Isra Miraj secara simbolis dan menganggapnya hanya sebagai perjalanan spiritual, bukan perjalanan fisik.
Istighfar Tidak Menghapus Dosa Besar Ldii mengajarkan bahwa istighfar (memohon ampunan) tidak dapat menghapus dosa-dosa besar, melainkan hanya melalui ritual-ritual tertentu yang diajarkan oleh Ldii.

FAQ

  1. Apa saja kesesatan ajaran Ldii?

  2. Ldii mengajarkan nabi terakhir masih hidup, rasionalisasi ritual, mengutamakan doa Mustajabah, pengkultusan pemimpin, Ghaib Batin, Isra Miraj simbolis, dan istighfar tidak menghapus dosa besar.

  3. Mengapa MUI mengeluarkan fatwa tentang Ldii?

  4. MUI mengeluarkan fatwa karena ajaran Ldii dianggap menyimpang dari Al-Qur’an dan Sunnah dan menyesatkan umat Islam.

  5. Apa dampak dari fatwa MUI terhadap Ldii?

  6. Fatwa MUI memicu perpecahan dan konflik sosial di kalangan umat Islam, namun Ldii terus menyebarkan ajaran mereka.

  7. Bagaimana cara mencegah penyebaran kesesatan Ldii?

  8. Penyebaran kesesatan Ldii dapat dicegah melalui pendidikan agama yang benar, klarifikasi dari ulama, dan tindakan tegas dari pemerintah.

  9. Apa peran umat Islam dalam menghadapi kesesatan Ldii?

  10. Umat Islam harus berpegang teguh pada ajaran Islam yang benar, menolak ajaran sesat, dan melaporkan setiap penyimpangan kepada pihak yang berwenang.

  11. Apakah ajaran Ldii berbahaya bagi umat Islam?

  12. Ya, ajaran Ldii berbahaya karena dapat menyesatkan umat Islam dan